PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Ilmu
pengetahuan pada masa ini berkembang begitu pesat. Semua yang diinginkan dan
dibutuhkan manusia perlahan mulai bermunculan. Penemuan kecil sampai penemuan
besar silih berganti menghiasi sejarah perkembangan ilmu. Namun sebelum
kemajuan yang begitu pesat pada masa ini, ada masa dimana perkembangan ilmu
pengetahuan mulai lahir. Masa dimana awal mula bermunculan penemuan-penemuan
yang mengguncang dunia. Pada kesempatan ini kami ingin mengulas awal mula
perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern dan kotemporer.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian
yang saya buat, maka rumusan masalah adalah seperti berikut :
1.
Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan
pada zaman modern
2.
Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan
pada zaman kotemporer
III. Tujuan
Berdasarkan uraian
yang saya buat, maka tujuannya adalah seperti berikut :
1.
Unttuk mengetahui perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern
2.
Untuk mengetahui perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman kotemporer
A. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PADA ZAMAN
MODERN
Filsafat modern lahir melalui proses panjang
yang berkesinambungan, dimulai dengan munculnya abad Renaissance.
Istilah ini diambil dari bahasa Perancis yang berarti kelahiran kembali. Karena
itu, disebut juga dengan zaman pencerahan (Aufklarung). Pencerahan kembali
mengandung arti “munculnya kesadaran baru manusia” terhadap dirinya (yang
selama ini dikungkung oleh gereja). Manusia menyadari bahwa dialah yang menjadi
pusat dunianya bukan lagi sebagai obyek dunianya.
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan
dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern ini
sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman Renaissance. Awal mula dari suatu
masa baru ditandai oleh usaha besar dari Descartes untuk memberikan kepada
filsafat suatu bangunan yang baru. Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance
itu, melainkan kelak pada zaman sesudahnya (Zaman Modern).
Renaissance lebih dari sekedar kebangkitan dunia modern. Renaissance
ialah periode penemuan manusia dan dunia, merupakan periode perkembangan peradaban
yang terletak di ujung atau sesudah Abad Kegelapan sampai muncul Abad Modern.
Zaman ini juga disebut sebagai zaman Humanisme. Maksud ungkapan ini
ialah manusia diangkat dari Abad Pertengahan yang mana manusia dianggap kurang
dihargai sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran Gereja (Kristen),
bukan menurut ukuran yang dibuat manusia. Humanisme menghendaki ukuran
haruslah manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan berpikir, maka humanisme
menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunia.
Jadi, zaman Modern filsafat didahului oleh
zaman Renaissance.
Sebenarnya secara esensial zaman Renaissance itu, dalam filsafat,
tidak berbeda dari zaman modern. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada pada filsafat
modern. Tokoh pertama filsafat modern adalah Descartes. Pada filsafat kita
menemukan ciri-ciri Renaissance tersebut. Ciri itu
antara lain ialah menghidupkan kembali Rasionalisme Yunani (Renaissance),
Individualisme,
Humanisme, lepas dari pengaruh agama dan lain-lain.
Filsafat modern menampakkan karakteristiknya
dengan lahirnya aneka aliran-aliran besar filsafat, yang diawali oleh Rasionalisme
dan Empirisme. Selain kedua aliran itu,
juga akan diketengahkan aliran-aliran besar lainnya yang ikut berperan
mengisi lembaran filsafat modern, yaitu idealisme, materialisme, positivisme,
fenomenologi, eksistensialisme dan pragmatisme.
Filsafat abad modern pada pokoknya ada 3
aliran:
1)
Aliran
Rasionalisme dengan tokohnya Rene Descartes (1596-1650 M).
2)
Aliran
Empirisme dengan tokohnya Francis Bacon (1210-1292 M).
3)
Aliran
Kriticisme dengan tokohnya Immanuel Kant (1724-1804 M).
Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa
pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari
para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana
yang berperan ada beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa
sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal).
Aliran empirisme,
sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin,
maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan
kedua pendapat berbeda itu.
B. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PADA ZAMAN
KONTEMPORER
Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih
berlangsung hingga saat ini. Zaman ini ditandai dengan adanya
teknologi-teknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu yang semakin tajam dan
mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi dan
banyak dibicarakan oleh para filsuf. Hal ini disebabkan karena fisika dipandang
sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur
fundamental yang membentuk alam semesta.
Sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi di
abad 21 merupakan hasil penemuan mutakhir di abad 20. Pada zaman ini, ilmuwan
yang menonjol dan banyak dibicarakan adalah fisikawan. Bidang fisika menjadi
titik pusat perkembangan ilmu pada masa ini. Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu
UGM (2001: 83), fisikawan yang paling terkenal pada abad ke-20 adalah Albert
Einstein. Ia lahir pada tanggal 14 Maret 1879 dan meninggal pada tanggal 18
April 1955 (umur 76 tahun). Alberth Einstein adalah seorang ilmuwan fisika. Dia
mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan
mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi
Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek
fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”. Karyanya yang lain
berupa gerak Brownian, efek fotolistrik, dan rumus Einstein yang paling dikenal
adalah E=mc². Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama “On the
Motion-Required by the Molecular Kinetic Theory of Heat-of Small Particles
Suspended in a Stationary Liquid“, mencakup penelitian tentang gerakan
Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada saat itu kontroversial,
dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih kurang penjelasan yang memuaskan
setelah beberapa dekade setelah ia pertama kali diamati, memberikan bukti
empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom. Dan juga
meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga
kontroversial.
Pada zaman ini juga melihat integrasi fisika
dan kimia, pada zaman ini disebut dengan “Sains Besar”. Linus Pauling (1953)
mengarang sebuah buku yang berjudul The Nature of Chemical Bond menggunakan
prinsip-prinsip mekanika kuantum. Kemudian, karya Pauling memuncak dalam
pemodelan fisik DNA, “rahasia kehidupan”. Pada tahun ini juga James D. Watson,
Francis Crick dan Rosalind Franklin menjelaskan struktur dasar DNA, bahan
genetik untuk mengungkapkan kehidupan dalam segala bentuknya. Hal ini memicu
rekayasa genetika yang dimulai tahun 1990 untuk memetakan seluruh manusia genom
(dalam Human Genome Project) dan telah disebut-sebut sebagai berpotensi
memiliki manfaat medis yang besar.
Pada tahun yang sama, percobaan Miller-Urey
dibuktikan dalam sebuah simulasi proses primordial, yang merupakan unsur dasar
protein, sederhana asam amino, bisa dibangun sendiri dari molekul sederhana.
Pada tahun 1925, Werner Heisenberg dan Erwin Schrödinger memformulasikan
mekanika kuantum, yang menjelaskan teori kuantum sebelumnya. Kemudian ada juga
pengamatan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929 bahwa kecepatan di mana galaksi
surut berkorelasi positif dengan jarak, mengarah pada pemahaman bahwa alam
semesta mengembang, dan perumusan teori Big Bang oleh Georges Lemaitre.
Pengembangan bom atom di era “Sains Besar” selanjutnya terjadi selama Perang
Dunia II, yang mengarah ke aplikasi praktis dari radar dan pengembangan dan
penggunaan bom atom. Meskipun proses itu dimulai dengan penemuan siklotron oleh
Ernest O. Lawrence di tahun 1930-an. Di bidang Geologi yang paling fenomenal
adalah teori “pergeseran benua” oleh Alfred Wegener. Teori “Lempeng Tektonik”
itu sudah digagas pada tahun 1910-an, data dikumpulkan pada 1950 sampai
1960-an, kemudian diakui dan digunakan pada tahun 1970.
Selain kimia dan fisika, teknologi komunikasi
dan informasi berkembang pesat pada zaman ini. Sebut saja beberapa penemuan
yang dilansir oleh nusantaranews.wordpress.com
sebagai penemuan yang merubah warna dunia, yaitu: Listrik, Elektronika
(transistor dan IC), Robotika (mesin produksi dan mesin pertanian), TV dan
Radio, Teknologi Nuklir, Mesin Transportasi, Komputer, Internet, Pesawat
Terbang, Telepon dan Seluler, Rekayasa Pertanian dan DNA, Perminyakan,
Teknologi Luar Angkasa, AC dan Kulkas, Rekayasa Material, Teknologi Kesehatan
(laser, IR, USG), Fiber Optic, dan Fotografi (kamera, video). Kini, penemuan
terbaru di bidang Teknologi telah muncul kembali. Tempo (Rabu, 07 Mei 2008) dan
sumber lain telah memberitakan penemuan “Memristor”. Ini merupakan penemuan
Leon Chua, profesor teknik elektro dan ilmu komputer di University of
California Berkeley. Keberhasilan itu menghidupkan kembali mimpi untuk bisa
mengembangkan sistem-sistem elektronik dengan efisiensi energi yang jauh lebih
tinggi daripada saat ini. Caranya, memori yang bisa mempertahankan informasi
bahkan ketika power-nya mati, sehingga tidak perlu ada jeda waktu untuk
komputer untuk boot up, misalnya, ketika dinyalakan kembali dari kondisi mati.
Hal ini digambarkan seperti menyala-mematikan lampu listrik, ke depan komputer
juga seperti itu (bisa dihidup-matikan dengan sangat mudah dan cepat).
BAB 3
KESIMPULAN
Sebelum pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini, ada masa
dimana perkembangan ilmu pengetahuan mulai dirintis. Beberapa diantaranya di
zaman modern dan kontemporer. Masa dimana banyak ideologi-ideologi baru
bermunculan. Masa dimana banyak ilmua-ilmuan yang menemukan sesuatu yang
mengguncang dunia dan masih bermanfaat hingga sekarang ini.
SARAN
Sebagai manusia biasa kami sadar jika kesalahan tidak akan lepas
dari diri kami. Dalam makalah yang kami susun ini, kami merasa masih banyak
sekali kesalahan-kesalahan dalam penulisan maupun tata bahasa. Kritik saran
yang membangun sangat kami harapkan demi hari esok yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar